RESMINYA (VESPA)DATANG KE
INDONESIA
Awal kehadirannya di Indonesia agak sulit
dilacak. Sejak 1963, Indonesia mengirim pasukan perdamaian di bawah naungan
PBB. Negara ujuan Kongo, Afrika Selatan. Sekembalinya dari benua hitam
tersebut, para tentara membawa 'oleh-oleh'
vespa kongo
"Tipenya
Classic, kapasitasnya 150 cc", papar Roni Rasidi, pebengkel spesialis
vespa di jl.Wijaya Timur, Jaksel.
Pada pertengahan 1965, beberapa importir
mendatangkan vespa langsung dari Itali (Build Up). Beberapa nama sampai saat
ini masih terus 'bermain', salah satunya adalah PT Gunung Slamet (GS).
"Yang impor ayah saya, saat itu saya masih sekolah. Tipe yang pertama kali
diimpor Sprint dan Super. Cuma saya enggak ingat berapa unitnya", bilang
Phillip, direktur PT GS di kawasan jalan Sukarjo Wiryopranoto, Jakarta Pusat.
Dengan berkembangnya pasar, pada 27 Juli
1970, PT DanMotors Vespa Indonesia (DVMI) didirikan sebagai agen tunggal
pemegang merk (ATPM). Saat itu PT DVMI mendatangkan komponen secara semi
knock-down. Sembilan tahun kemudian (1979), didirikan PT ICCO Murni Indonesia
(IMI) dan perusahaan ini memproduksi komponen dan cetakan bodi, serta machining
vespa. Sepuluh tahun kemudian (1989), IMI bergabung dengan DVMI. Lalu sejak
1992 DVMI telah memproduksi komponen mesin. "Tujuannya penghematan devisa
dan adanya peraturan pemerintah untuk menggunakan penggunaan komponen
lokal", tambah Gershy Singgih, Senior Manager Commercial PT DVMI.
SPECIAL REPORT
PLANT TOUR PT. DANMOTOR VESPA INDONESIA
Kapasitas produksi hanya puluhan unit per hari. kondisi ini justru
memantapkan quality control. Produk prima menjadi andalan vespa mempertahankan
pasar scooter.
Sebelum era motor cub (bebek) di
Indonesia, scooter menjadi pilihan utama kendaraan harian yang andal, praktis,
dan efisien. Pada dekade 1970-1980an, PT Danmotor Vespa Indonesia (DVI), ATPM
Vespa/Piaggio ini mengalami masa keemasan. Jumlah produksi 500an unit per hari
ludes terserap pasar. Hasil yang dipetik, DVI dapat memodernisasi pabrik di
pulogadung Jakarta, termasuk mengirim karyawan "berguru" ke Italia,
negara asal Vespa/Piaggio.
Seiring gencarnya penetrasi pabrikan
jepang dengan varian bebek, reputasi scooter pun surut. ditambah terpaan krisis
moneter 1997/1998, DVI mengalami pukulan dahsyat. Rasionalisasi dan perampingan
usaha pun tidak terhindari (PHK). Termasuk "menyewakan" sebagian unit
pabrik untuk kebutuhan kawasaki. Praktis DVI bagaikan small company.
Secara kalkulasi, produksi sekarang yang
berjumlah 500an unit sebulan jauh dari ideal. Untunglah DVI pabrik lengkap
(walau hanya) dengan 200an SDM andal, jaringan distribusi dan layanan after
sales merata. keuntungan lain, rendahnya rasio pekerja dengan kapasitas
produksi memungkinkan kontrol kualitas secara sempurna.
Untuk bahan baku dipilih yang terbaik.
Aluminium diimpor dari Australia, Lembaran besi dari jepang, meski sebagian ada
hasil produksi PT. Krakatau Steel, Cilegon. "Bahan lokal juga baik",
tegas Rudy P.Siahaan, Manager Service and Parts DVI. (namanya kq mirip2 bro
rudymarcomin ya bro, hehehee becanda).
sekecil apa pun kesalahan produksi
komponen, langsung dinyatakan reject dan haram dipakai," ujar Rudy saat
menemani Motoriders berkeliling pabrik Danmotor, Senin (10/3) lalu. proses
produksi menerapkan prinsip ban berjalan. intinya terbagi dalam tiga bagian dan
semuanya dengan dukungan peralatan dan mesin yang memadai meski sebagian
berasal dari tahun 1980an.
Pada unit "die casting"
terdapat mesin berdaya tekan 700 ton. di sini diproduksi komponen pendukung
seperti handle bar,brake drum, cylinder head, clutch side, sampai fly wheel.
Jumlahnya mencapai 15.000 kepin per bulan, sebagian untuk onderdil.
Pada bagian "metal stamping",
ada mesin heavy press bertekanan 400 ton. Di sini dibuat ratusan item komponen.
umumnya untuk melengkapi sektor bodi dan rangka seperti cover atau dek depan,
cover samping, dsb. Satu unit lagi khusus membuat bagian yang terpenting
seperti blok mesin dan crankcase. Di sini reject sering terjadi karena tuntutan
presisi tinggi. sedikit hitungan meleset akan mengganggu performa
scooter," jelas Rudy.
Selanjutnya ke "assembly shop",
pada unit ini semua komponen disatukan dengan sistem pengelasan maupun
pembautan biasa. khusus bodi dan frame, menempuh proses bonderizing untuk
menghilangkan kotoran dan karat sebelum pengecatan. Di saat bersamaan, komponen
mesin dirangkai. Sebagian besar "jeroan" mesin memang masih impor.
Dapur pacu ini kemudian dicoba satu per satu, tanpa kecuali. satu mesin dijaga
satu karyawan untuk menjamin segalanya sempurna. (kyk buat ferarri ya bro, one
man one car. hehee).
Seluruh komponen lalu disatukan hingga
terbentuk bodi utuh. Proses ini berlangsung pada satu jalur. Setiap scooter
menempuh final inspection. hanya yang sempurna yang layak dipasarkan. jika
ditemui kesalahan harus diperbaiki.
Meski hanya membuat dua varian , Excel
dan Exclusive,prosesnya terkesan lambat. "tapi hasilnya sempurna, terbukti
dari sedikitnya keluhan konsumen pemakai vespa, meski sudah memakai selama
bertahun-tahun," bangga Rudy.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Vespa