Antena
Yagi adalah salah satu contoh antena yang banyak dipakai oleh masyarakat.
Antena Yagi terdiri dari antena dipole lipat (folded dipole) setengah
gelombang (½λ) yang ditambah pemantul (reflector)
dibelakangnya dan beberapa pengarah (director) di depannya. Pada
frekuensi UHF (Ultra High Frequency) biasanya digunakan antena
Yagi yang menggunakan reflektor bidang sudut. Bidang sudut di sini maksudnya
adalah suatu permukaan baik berupa jala-jala dari kawat alumunium maupun dari
permukaan berupa lembaran alumunium yang membentuk bidang sudut. Dari uraian di
atas timbul permasalahan adakah perbedaan penguatan sinyal antara antena UHF
jenis Yagi ½λ yang menggunakan reflektor bidang sudut
permukaan kawat alumunium bentuk jala-jala dengan antena UHF jenis Yagi ½λ yang menggunakan reflektor bidang sudut permukaan lembaran alumunium
padat pada daerah berpenghalang (deep fringe area).
Rumus perkiraan untuk
menghitung panjang elemen dan spacing antena Yagi dua elemen adalah sebagai
berikut :
Untuk mendapatkan panjang gelombang (λ) berlaku persamaan
λ = c/f, dengan c =
3.108 meter/detik.
Driven elemen 145 / f (dalam MHz) meter.
Director 137 / f (dalam MHz) meter.
Spacing 36.6 / f (dalam MHz) meter.
Jarak masing-masing elemen pada antena Yagi adalah
sebagai
berikut :
Jarak reflektor ke driver = 0,35λ
Jarak driver ke direktor 1 = 0,14λ
Jarak direktor 1
ke direktor 2 = 0,18λ
Jarak direktor 2
ke direktor 3 = 0,25λ
Jarak direktor 3 ke direktor 4 = 0,27λ
Jarak direktor 4 ke direktor 5 = 0,30λ
Panjang driver adalah ½ λ, dengan λ adalah c/f. Jadi ½
(c/f) atau ½ (3 . 108)/f = 150/f meter, frekuensi dalam MHz. Ini adalah
panjang listrik atau panjang ruang bebas bagi antena tersebut (electrical
length/free space length). Antena terbentang antara tanah dan udara. Antena
membutuhkan penyekat terhadap tanah. Udara dan penyekat menyebabkan efek
kapasitif sehingga mempengaruhi kecepatan rambat gelombang elektromagnet. Oleh
karena itu, panjang antena ½ λ dikoreksi dengan
faktor K menjadi (150 K/f) meter dan ini adalah panjang mekanik (LDE) atau panjang
fisik antena (physical length). Besar nilai K
dapat dilihat pada grafik 1, yaitu tergantung pada besar perbandingan ½ λ terhadap diameter batang konduktor (bahan antena). Semakin besar diameter
batang konduktor, semakin kecil perbandingan ½ λ terhadap diameter
batang konduktor, dan semakin kecil nilai K, sehingga ukuran panjang antena
semakin pendek.
Antena Yagi menggunakan antena dua kutub yang selanjutnya disebut driven
element, ditambah dengan beberapa elemen parasitik. Elemen parasitik berguna untuk menaikkan efisiensi
daya dan
mengarahkan radiasi pada satu sisi.
Gambar Desain perancangan antena yagi ½ λ
Elemen parasitik terdiri dari elemen pemantul dan elemen-elemen pengarah.
Elemen pemantul berfungsi untuk memantulkan sebagian energy ke antena dua
kutub. Sedangkan elemen
pengarah berfungsi untuk mengarahkan sebagian energi ke antena dua kutub. Untuk
penggunaan pada UHF, elemen reflektor tunggal Yagi biasanya digantikan dengan
sebuah permukaan pemantul bidang (plane reflecting surface), baik
yang berupa sebuah permukaan rata atau suatu sudut dari dua
permukaan. Permukaan yang memantulkan ini dapat berupa logam padat, atau dapat
juga berupa jala-jala kawat atau suatu jaringan batang-batang logam yang saling
dihubungkan. Dengan
reflektor sudut diperoleh keterarahan yang sedikit lebih tajam.
sumber:http://suandno.blogspot.sg/2012/09/perancangan-dan-pembuatan-antena-yagi.html